animasi blog
Defender Black Blue
Selamat Datang di Blog Seputar Militer

Jumat, 18 November 2016

MP7A1





Ternyata, dalam perjalanannya HK (Heckler & Koch) kemudian ingin memperluas pasar PDW (Personal Defense Weapon), tidak hanya menjadikannya senjata bagi pasukan garis belakang atau perlindungan VIP, tetapi juga menjadikannya penantang untuk sekaligus menggantikan SMG klasik. Oleh karena itu, HK melakukan sejumlah penyempurnaan PDW dan memberinya nama baru MP7 (machinenpistole-7)


Sejumlah perubahan besar diberlakukan dengan munculnya gagang depan yang bisa dilipat untuk membantu kestabilan penembakan, yang dalam kondisi terlipat dapatmenjadi tempat menggenggam bagi tangan satunya yang tidak bisa menembak. Bicara penggunaan satu tangan, pistol grip diubah dengan garis – garis (serration) baru yang antiselip dan enak digenggam. Perubahan design ini membawa perubahan nama varian menjadi MP7.

Perubahan berikutnya tampak pada rel Picatinny. Jika tadinya dalam PDW hanya terdapat sebaris di sisi atas receiver, itupun pendek, pada MP7 rel Picatinny melimpah. Pada sisi atas dibuat memanjang dari sisi belakang sampai depan, plus di sisi kanan- kiri. Pembidik optik, senter atau laser bisa ditambahkan. Atau format kombo seperti optik jarak dekat ditambah optik pandang malam seperti Zeiss NSV-80.

Keberadaan rel Picatinny memungkinkan pemasangan berbagai jenis sistem pisir dan pejera. Kalau mau dihitung, MP7A1 boleh dibilang sebagai PDW dengan opsi pisir-pejera mekanik paling banyak. Untuk model konvensional, ada model pejera dengan ‘kuping’ setengah lingkaran terbuka yang dipadukan pisir model drum, kuranglebih untuk memuaskan pengguna baru berlatih dari MP5 atau turunannya.


            Kalau suka pisir model pistol ala Novak Sights, HK juga menyediakannya dengan dua dot tritium di kiri-kanan “U” untuk membantu bidikan dalam kondisi malam. Sementara MP7A1 yang memasang optik, disediakan pisir-pejera model lipat untuk cadangan/BUIS (Back Up Iron Sight). Optik yang bisa dipasang juga beragam mulai dari Hensoldt RSA, Zeiss Z-Point reflex sight, dan EO Tech 552.



                      

Rilis
Dimensi(PXLXT)
Bobot
Pisir-Pejera
HK PDW
1999
340x42x172mm
1500gr
Ala pistol (post-notch), dipantek mati
HK MP7
2001
380x45x172mm
1600gr
Ala pistol (post-notch), detachable
HK MP7A1
2003
380x45x172mm
1800gr
Ala MP5/G3 (ghost ring), flodable detachable

            Boleh dibilang, sebagai senjata yang belum sampai satu dasawarsa bertugas, MP7A1 belum banyak memiliki pengalaman aksi. Berapapun hal ini tidak menghalangi banyak kesatuan yang menurunkan MP7A1 sebagai andalan mereka. Di Bundeswehr, MP7A1 dijadikan senjata standar untuk NCO (Non Commanding Officer) dan pemimpin regu. Dalam kapasitas sama, MP7A1 juga dibawa ke Afghanistan sebagai komponen persenjataan pasukan Jerman dalam kontingen ISAF menggantikan G36 dalam operasi patroli perkotaan. Unit spesialis penjinak bom dari AD Norwegia juga demikian. Dalam penugasan minggu – minggu pertama di Afghanistan, konon banyak yang mengeluhkan ketersediaan amunisi dan magasin untuk MP7A1.

             Kala TNI AD mengadakan pameran alutista di Monas pada medio 2012, sebenarnya petunjuk samar mengenai pengganti MP5 sudah tampak. Kala itu Kopasus memamerkan dua tipe PDW, yang satu adalah B&T MP9 sementara satunya MP7A1. MP9 yang pertama kali dipergunakan latian oleh Garuda Shield perdana memang telah dicoret dari kandidat, mengingat kaliber peluru 9mm, walaupun bisa diakali dengan penggunaan peluru 9mm+P yang bertekanan tinggi.

           Maka ketika dapat diapstikan bahwa Kementrian Pertahanan mengakuisisi sekitar 70-an pucuk MP7A1, kabar ini perlu disikapi secara positif diiringi optimisme, bahwa pengadaan Personal Defence Weapon dalam skala cukup besar ini merupakan satu langkah awal dalam memenuhi kebutuhan kesatuan khusus TNI.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas kunjungannya... Semoga Bermanfaat!!