MP7A1
Ternyata, dalam perjalanannya HK (Heckler & Koch) kemudian ingin memperluas pasar PDW (Personal Defense Weapon), tidak hanya
menjadikannya senjata bagi pasukan garis belakang atau perlindungan VIP, tetapi
juga menjadikannya penantang untuk sekaligus menggantikan SMG klasik. Oleh
karena itu, HK melakukan sejumlah penyempurnaan PDW dan memberinya nama baru
MP7 (machinenpistole-7)
Sejumlah perubahan besar
diberlakukan dengan munculnya gagang depan yang bisa dilipat untuk membantu
kestabilan penembakan, yang dalam kondisi terlipat dapatmenjadi tempat
menggenggam bagi tangan satunya yang tidak bisa menembak. Bicara penggunaan
satu tangan, pistol grip diubah dengan garis – garis (serration) baru yang
antiselip dan enak digenggam. Perubahan design ini membawa perubahan nama
varian menjadi MP7.
Perubahan berikutnya tampak pada
rel Picatinny. Jika tadinya dalam PDW hanya terdapat sebaris di sisi atas
receiver, itupun pendek, pada MP7 rel Picatinny melimpah. Pada sisi atas dibuat
memanjang dari sisi belakang sampai depan, plus di sisi kanan- kiri. Pembidik
optik, senter atau laser bisa ditambahkan. Atau format kombo seperti optik
jarak dekat ditambah optik pandang malam seperti Zeiss NSV-80.
Keberadaan rel Picatinny
memungkinkan pemasangan berbagai jenis sistem pisir dan pejera. Kalau mau
dihitung, MP7A1 boleh dibilang sebagai PDW dengan opsi pisir-pejera mekanik
paling banyak. Untuk model konvensional, ada model pejera dengan ‘kuping’
setengah lingkaran terbuka yang dipadukan pisir model drum, kuranglebih untuk
memuaskan pengguna baru berlatih dari MP5 atau turunannya.
Kalau suka pisir model pistol ala
Novak Sights, HK juga menyediakannya dengan dua dot tritium di kiri-kanan “U”
untuk membantu bidikan dalam kondisi malam. Sementara MP7A1 yang memasang
optik, disediakan pisir-pejera model lipat untuk cadangan/BUIS (Back Up Iron
Sight). Optik yang bisa dipasang juga beragam mulai dari Hensoldt RSA, Zeiss
Z-Point reflex sight, dan EO Tech 552.
Rilis
|
Dimensi(PXLXT)
|
Bobot
|
Pisir-Pejera
|
|
HK
PDW
|
1999
|
340x42x172mm
|
1500gr
|
Ala pistol (post-notch), dipantek
mati
|
HK
MP7
|
2001
|
380x45x172mm
|
1600gr
|
Ala pistol (post-notch), detachable
|
HK
MP7A1
|
2003
|
380x45x172mm
|
1800gr
|
Ala MP5/G3 (ghost ring), flodable
detachable
|
Boleh dibilang, sebagai
senjata yang belum sampai satu dasawarsa bertugas, MP7A1 belum banyak memiliki
pengalaman aksi. Berapapun hal ini tidak menghalangi banyak kesatuan yang
menurunkan MP7A1 sebagai andalan mereka. Di Bundeswehr, MP7A1 dijadikan senjata
standar untuk NCO (Non Commanding Officer) dan pemimpin regu. Dalam kapasitas
sama, MP7A1 juga dibawa ke Afghanistan sebagai komponen persenjataan pasukan
Jerman dalam kontingen ISAF menggantikan G36 dalam operasi patroli perkotaan. Unit
spesialis penjinak bom dari AD Norwegia juga demikian. Dalam penugasan minggu –
minggu pertama di Afghanistan, konon banyak yang mengeluhkan ketersediaan
amunisi dan magasin untuk MP7A1.
Kala TNI AD mengadakan
pameran alutista di Monas pada medio 2012, sebenarnya petunjuk samar mengenai
pengganti MP5 sudah tampak. Kala itu Kopasus memamerkan dua tipe PDW, yang satu
adalah B&T MP9 sementara satunya MP7A1. MP9 yang pertama kali dipergunakan
latian oleh Garuda Shield perdana memang telah dicoret dari kandidat, mengingat
kaliber peluru 9mm, walaupun bisa diakali dengan penggunaan peluru 9mm+P yang
bertekanan tinggi.
Maka ketika dapat
diapstikan bahwa Kementrian Pertahanan mengakuisisi sekitar 70-an pucuk MP7A1,
kabar ini perlu disikapi secara positif diiringi optimisme, bahwa pengadaan
Personal Defence Weapon dalam skala cukup besar ini merupakan satu langkah awal
dalam memenuhi kebutuhan kesatuan khusus TNI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar