SEPUTAR BRIMOB
Sebagai pasukan elite di lingkungan
Polri, menjadikan Brimob (Brigade Mobil) selalu hadir hampir di seluruh konflik
di Tanah Air sejak Indonesia merdeka. Briomb tidak mengenal istilah mundur. Di antara
mereka selalu ada adagium : Tiada Hari Tanpa Latihan, Sekali Melangkah Pantang
Menyerah, Sekali Tampil Harus Berhasil, Pengabdian Tanpa Batas.
Korps yang dibentuk pada 14 November
1946 ini, telah menangani kasus-kasus dari pengejaran kelompok Kahar Muzakar,
PRRI/Permesta, Operasi Trikora, Operasi Dwikora, konflik di Timor Timur, Ambon,
NAD, Papua, dan yang baru-baru ini Operasi Tinombala di Poso, Brimob dikirim
untuk menanggulangi konflik berintensitas tinggi yang ditandai dengan
penggunaan senjata api dan diprediksi bisa menimbulkan dampak luar biasa bagi
keamanan bangsa dan negara.
Nama
|
Korps Brimob (Brigade Mobil)
|
Dibentuk
|
14 November 1946
|
Pelopor
|
Inspektur Pol Tk I M. Jasin
|
Markas
|
Kelapa Dua, Depok,
Jawa Barat
|
Personel
|
43.000
|
Komandan
|
Irjen Pol Drs. Murad
Ismail
|
TEMBAK
KEPERCAYAAN
Bagi awam, pasti merinding melihat aksi
yang satu ini. Bahkan konon, istri Jenderal Nasution sempat berteriak-teriak
meminta demo ini dihentikan kala mendampingi sang suami meninjau Pusdik Brimob
Watukosek. Tembak Kepercayaan adalam menembak secara berpasangan, satu orang
yang menembak dan satu orang lagi memegang sasaran berupa balon. Balon dipegang
bisa dalam berbagai posisi : di bawah selangkang atau di kedua sisi.
Puncaknya adalah ketika balon
ditempelkan di antara kedua jidat pemegangnya. “Bagi yang terlatih sebenarnya
mudah, karena saat latihan, mereka menembak sasaran yang berukuran lima senti,”
ujar salah seorang pelatih. Beberapa posisi yang digunakan dalam Tembak Kepercayaan
adalah : membelakangi target dan mengintipnya dari sebuah kaca kecil, posisi
setengah kayang dengan badan bertumpu di atas tubuh anggota lain, dan
bergelantungan kepala ke bawah dengan kaki ke atas dipegang anggota lain.
Keahlian ini dicetuskan oleh Kombes R. Soeparto
berdasarkan ilmu yang diperoleh personel yang pernah mendapatkan pendidikan di
Okinawa dan Filipina pada 1955. Nama-nama yang berperan dalam menciptakan
Tembak Kepercayaan selain Soeparto adalah Iptu Soetrasno, Aiptu Andi Abdul
Rahman, Kompol Djuman dan Kombes Saparinga. Saparinga adalah penembak tepat,
yang mampu menembak benda yang dilemparkan ke udara.
STRUKTUR
ORGANISASI BRIMOB
Dalam struktur organisasi baru ini,
Korps Brimob Polri akan memiliki dua induk pasukan besar yang disebut Pasukan
Gegana dan Pasukan Pelopor. Setiap pasukan dipimpin oleh seorang jenderal
berbintang satu. Pas Pelopor akan membawahi tiga Resimen sesuai rencana Korps
Brimob untuk membentuk satu resimen lagi di Cikeas, Bogor. Maka Pas Pelopor
akan ditempatkan di Kedung Halang, Bogor. Sementara Pas Gegana tetap di Kelapa
Dua. Dengan organisasi baru ini pula, detasemen Gegana akan meningkat menjadi
Resimen A Surveillance, Resimen B Jibom, Resimen C Wan Teror, Resimen D Anti
Anarkis, dan Resimen E KBR.
PERSENJATAAN DAN
PERALATAN
Siapapun yang menjadi Dankor Brimob
tentu sadar betapa besar jumlah sumber daya manusia yang berada di bawah
kendalinya. Tidak hanya besar secara jumlah yang saat ini melebihi 43.000
personel, tapi mereka juga dilatih dan dibekali dengan persenjataan serta
peralatan yang modern. Saat ini saja Korps Brimob sudah dan akan menambah lagi
jumlah senjata perorangan. Daftarnya mulai dari senapan pistol Glock 17, Sig
Sauer P226, HS-9, senapan serbu AK-101, SiG 516 Patrol, SiG 516 CQB, SiG LPRM
400, SiG MCX, Steyr AUG A3SF, senapan sharpshooter
Barret MRAD, SiG 716, dan Steyr SSG 08. Penambahan juga dilakukan di kendaraan
taktis, yang menurut Irjen Murad baru saja datang sejumlah rantis Barracuda baru dari Korea Selatan.
Pengadaan baru juga dilakukan untuk
melengkapi alat pelindung, deteksi dan penetrasi bagi anggota Penjinak Bom. Menurut
seorang perwira, pengadaan peralatan baru untuk Jibom sangatlah mendesak,
mengingat peralatan yang sebelumnya masih hibah dari Amerika Serikat yang sudah
tidak update, karena tugas Jibom itu
paling berat sehingga dibutuhkan peralatan canggih.
Pemenuhan detail perlengkapan juga
dilakukan bagi anggota Pelopor. Seiring Operasi Tinombala di Poso, Mako Korps
Brimob memenuhi perlengkapan individu, mulai dari GPS (global positioning system), NVG (might vision google), alat kesehatan, sepatu laras atau
kantong-kantong taktis (pouch) yang
dibeli dari luar. Sedangkan pakaian lapangan atau jas, dipasok dari industri
lokal menggunakan produk Molay.
JEJAK SEJARAH
BRIMOB
April 1944
|
Jepang bentuk Tokubetsu Keisatsu Tai
(Polisi Istimewa)
|
21 Agustus 1945
|
Proklamasi Polisi Istimewa Surabaya
oleh Iptu M Jasin
|
14 November 1946
|
Polisi Istimewa diubah menjadi Mobrig
|
10 Juni 1954
|
SPMB Porong diresmikan
|
1954-1961
|
SPMB Porong luluskan 2492 orang (1.04 Mobrig, 681
Kejuruan Khusus, 607 Pelopor)
|
1955, 59, 60
|
DKN kirim personel ke Filipina dan
Okinawa untuk kursus Ranger
|
14 September 1949
|
Kompi pertama Ranger dinamakan Kompi 5994
|
20 Oktober 1956
|
Ranger Indonesia dibentuk
|
1959
|
Angkatan I pendidikan Pelopor di Porong
|
1961
|
Ranger diganti Pelopor
|
14 November 1961
|
Bersamaan diterimanya Pataka Nugraha Sakanti Yana Utama,
Mobrig diubah menjadi Korps Brimob (Brigade Mobil).
|
1972
|
Pelopor dibubarkan
|
27 November 1974
|
Detasemen Gegana Brimob dibentuk
|
14 November 1978
|
Pusdik Brimob Watukosek diresmikan
|
1981
|
Brimob bentukk sub unit baru Penjinak Bahan Peledak
(Jihandak)
|
1996
|
Validasi Brimob jadi Badan Pelaksana
Pusat di bawah Kapolri, dankor menjadi brigjen
|
1995
|
Detasemen Gegana ditingkatkan jadi Resimen 2 Brimob
|
31 Agustus 1998
|
Brimob keluarkan Buku Pedoman
Pelaksanaan Operasional dan Pembinaan Brimob Polri.
|
2002
|
Komandan Brimob berbintang dua. Penyebutan komandan
diganti menjadi kepala
|
2003
|
Resimen II diubah menjadi Sat 1
Gegana
|
7 September 2005
|
Reposisi Brimob sebagai satuan khusus polisi profesional
dengan daya tangkal tinggi, tetapi berbeda fungsi dengan militer
|
21 Agustus 2013
|
Brimob laksanakan Napak Tilas
sejarah perjuangan Bhayangkara Polri dari Sabang-Merauke
|
2015-2016
|
Brimob melaksanakan Operasi Camar Maleo dilanjutkan
Operasi Tinombala di Poso.
|
2016
|
Mako Korps Brimob kembali
menggunakan nomenklatur militer seperti komandan, batalion, kompi, dan
peleton
|
2016
|
Kementrian PAN menyetujui perubahan struktur Korps Brimob
dengan penambahan struktur Pasukan Gegana dan Pasukan yang dipimpin jenderal
bintang satu
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar