animasi blog
Defender Black Blue
Selamat Datang di Blog Seputar Militer

Rabu, 28 Desember 2016

SEPUTAR BRIMOB


Sebagai pasukan elite di lingkungan Polri, menjadikan Brimob (Brigade Mobil) selalu hadir hampir di seluruh konflik di Tanah Air sejak Indonesia merdeka. Briomb tidak mengenal istilah mundur. Di antara mereka selalu ada adagium : Tiada Hari Tanpa Latihan, Sekali Melangkah Pantang Menyerah, Sekali Tampil Harus Berhasil, Pengabdian Tanpa Batas.


Korps yang dibentuk pada 14 November 1946 ini, telah menangani kasus-kasus dari pengejaran kelompok Kahar Muzakar, PRRI/Permesta, Operasi Trikora, Operasi Dwikora, konflik di Timor Timur, Ambon, NAD, Papua, dan yang baru-baru ini Operasi Tinombala di Poso, Brimob dikirim untuk menanggulangi konflik berintensitas tinggi yang ditandai dengan penggunaan senjata api dan diprediksi bisa menimbulkan dampak luar biasa bagi keamanan bangsa dan negara.

Nama
Korps Brimob (Brigade Mobil)
Dibentuk
14 November 1946
Pelopor
Inspektur Pol Tk I M. Jasin
Markas
Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat
Personel
43.000
Komandan
Irjen Pol Drs. Murad Ismail

TEMBAK KEPERCAYAAN


Bagi awam, pasti merinding melihat aksi yang satu ini. Bahkan konon, istri Jenderal Nasution sempat berteriak-teriak meminta demo ini dihentikan kala mendampingi sang suami meninjau Pusdik Brimob Watukosek. Tembak Kepercayaan adalam menembak secara berpasangan, satu orang yang menembak dan satu orang lagi memegang sasaran berupa balon. Balon dipegang bisa dalam berbagai posisi : di bawah selangkang atau di kedua sisi.

Puncaknya adalah ketika balon ditempelkan di antara kedua jidat pemegangnya. “Bagi yang terlatih sebenarnya mudah, karena saat latihan, mereka menembak sasaran yang berukuran lima senti,” ujar salah seorang pelatih. Beberapa posisi yang digunakan dalam Tembak Kepercayaan adalah : membelakangi target dan mengintipnya dari sebuah kaca kecil, posisi setengah kayang dengan badan bertumpu di atas tubuh anggota lain, dan bergelantungan kepala ke bawah dengan kaki ke atas dipegang anggota lain.

Keahlian ini dicetuskan oleh Kombes R. Soeparto berdasarkan ilmu yang diperoleh personel yang pernah mendapatkan pendidikan di Okinawa dan Filipina pada 1955. Nama-nama yang berperan dalam menciptakan Tembak Kepercayaan selain Soeparto adalah Iptu Soetrasno, Aiptu Andi Abdul Rahman, Kompol Djuman dan Kombes Saparinga. Saparinga adalah penembak tepat, yang mampu menembak benda yang dilemparkan ke udara.

STRUKTUR ORGANISASI BRIMOB
Dalam struktur organisasi baru ini, Korps Brimob Polri akan memiliki dua induk pasukan besar yang disebut Pasukan Gegana dan Pasukan Pelopor. Setiap pasukan dipimpin oleh seorang jenderal berbintang satu. Pas Pelopor akan membawahi tiga Resimen sesuai rencana Korps Brimob untuk membentuk satu resimen lagi di Cikeas, Bogor. Maka Pas Pelopor akan ditempatkan di Kedung Halang, Bogor. Sementara Pas Gegana tetap di Kelapa Dua. Dengan organisasi baru ini pula, detasemen Gegana akan meningkat menjadi Resimen A Surveillance, Resimen B Jibom, Resimen C Wan Teror, Resimen D Anti Anarkis, dan Resimen E KBR.

PERSENJATAAN DAN PERALATAN


Siapapun yang menjadi Dankor Brimob tentu sadar betapa besar jumlah sumber daya manusia yang berada di bawah kendalinya. Tidak hanya besar secara jumlah yang saat ini melebihi 43.000 personel, tapi mereka juga dilatih dan dibekali dengan persenjataan serta peralatan yang modern. Saat ini saja Korps Brimob sudah dan akan menambah lagi jumlah senjata perorangan. Daftarnya mulai dari senapan pistol Glock 17, Sig Sauer P226, HS-9, senapan serbu AK-101, SiG 516 Patrol, SiG 516 CQB, SiG LPRM 400, SiG MCX, Steyr AUG A3SF, senapan sharpshooter Barret MRAD, SiG 716, dan Steyr SSG 08. Penambahan juga dilakukan di kendaraan taktis, yang menurut Irjen Murad baru saja datang sejumlah rantis Barracuda baru dari Korea Selatan.

Pengadaan baru juga dilakukan untuk melengkapi alat pelindung, deteksi dan penetrasi bagi anggota Penjinak Bom. Menurut seorang perwira, pengadaan peralatan baru untuk Jibom sangatlah mendesak, mengingat peralatan yang sebelumnya masih hibah dari Amerika Serikat yang sudah tidak update, karena tugas Jibom itu paling berat sehingga dibutuhkan peralatan canggih.

Pemenuhan detail perlengkapan juga dilakukan bagi anggota Pelopor. Seiring Operasi Tinombala di Poso, Mako Korps Brimob memenuhi perlengkapan individu, mulai dari GPS (global positioning system), NVG (might vision google), alat kesehatan, sepatu laras atau kantong-kantong taktis (pouch) yang dibeli dari luar. Sedangkan pakaian lapangan atau jas, dipasok dari industri lokal menggunakan produk Molay.

JEJAK SEJARAH BRIMOB

April 1944
Jepang bentuk Tokubetsu Keisatsu Tai (Polisi Istimewa)
21 Agustus 1945
Proklamasi Polisi Istimewa Surabaya oleh Iptu M Jasin
14 November 1946
Polisi Istimewa diubah menjadi Mobrig
10 Juni 1954
SPMB Porong diresmikan
1954-1961
SPMB Porong luluskan 2492 orang (1.04 Mobrig, 681 Kejuruan Khusus, 607 Pelopor)
1955, 59, 60
DKN kirim personel ke Filipina dan Okinawa untuk kursus Ranger
14 September 1949
Kompi pertama Ranger dinamakan Kompi 5994
20 Oktober 1956
Ranger Indonesia dibentuk
1959
Angkatan I pendidikan Pelopor di Porong
1961
Ranger diganti Pelopor
14 November 1961
Bersamaan diterimanya Pataka Nugraha Sakanti Yana Utama, Mobrig diubah menjadi Korps Brimob (Brigade Mobil).
1972
Pelopor dibubarkan
27 November 1974
Detasemen Gegana Brimob dibentuk
14 November 1978
Pusdik Brimob Watukosek diresmikan
1981
Brimob bentukk sub unit baru Penjinak Bahan Peledak (Jihandak)
1996
Validasi Brimob jadi Badan Pelaksana Pusat di bawah Kapolri, dankor menjadi brigjen
1995
Detasemen Gegana ditingkatkan jadi Resimen 2 Brimob
31 Agustus 1998
Brimob keluarkan Buku Pedoman Pelaksanaan Operasional dan Pembinaan Brimob Polri.
2002
Komandan Brimob berbintang dua. Penyebutan komandan diganti menjadi kepala
2003
Resimen II diubah menjadi Sat 1 Gegana
7 September 2005
Reposisi Brimob sebagai satuan khusus polisi profesional dengan daya tangkal tinggi, tetapi berbeda fungsi dengan militer
21 Agustus 2013
Brimob laksanakan Napak Tilas sejarah perjuangan Bhayangkara Polri dari Sabang-Merauke
2015-2016
Brimob melaksanakan Operasi Camar Maleo dilanjutkan Operasi Tinombala di Poso.
2016
Mako Korps Brimob kembali menggunakan nomenklatur militer seperti komandan, batalion, kompi, dan peleton
2016
Kementrian PAN menyetujui perubahan struktur Korps Brimob dengan penambahan struktur Pasukan Gegana dan Pasukan yang dipimpin jenderal bintang satu



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas kunjungannya... Semoga Bermanfaat!!